Jumat, Juni 05, 2009

Tiga kali digali, liang lahat menyempit

Seperti biasa aku sampai di rumah jam setengah sembilan malam, maklum jarak tempuh aku dari kantor ke rumah memakan waktu cukup lama yaitu ampir 2 jam, itupun pake mobil "setan" , begitu temen-temenku menyebut mobil L300 atau sejenis minibus yang ngebut super cepat. Pokoknya kalau naik mobil itu gak boleh duduk didepan deh..bakalan sport jantung..deg-degan terus...!

Sesampainya dirumah, si kecil lagi tidur-tidur ayam depan tv sambil ngedot susunya yang tinggal setengah.
setelah ganti baju & bersih-bersih seperlunya, langsung nyamperin meja makan & makan depan TV.

Tiba-tiba adikku cerita.
"teh.. tadi didepan gang sepi gak?" tanyanya
"perasaan biasa aja, aku gak perhatiin " sahutku
"tau gak ..kan tadi ada yang meninggal, itu lho bapaknya si fulan yang rumahnya didepan" lanjut adikku
"Inalillahi wa innalilahi rojiuun" kataku.. dengan datar.

oh, ternyata yang meninggal itu adalah kakak dari ibu penjual pecel, memang sepertinya orang itu sedikit terganggu jiwanya, setiap hari dia hanya duduk di depan kamar yang ia tempati mengamati orang-orang yang lalu-lalang lewat di depan rumahnya.

Aku juga gak begitu kenal kakek itu, karena dia baru datang beberapa bulan saja ke kampung kami & dia tinggal di kamar sempit dengan satu jendela & pintu yang langsung mengarah kejalan, dia selalu duduk di pintu kamarnya yang terbuka, jadi siapapun yang lewat pasti bisa melihat isi kamarnya, keliatan di lantai terhampar selembar tikar lusuh & kumal yang ujungnya sudah robek-robek, kemudian diatasnya terbentang tali plastik yang di gantungin beberapa lembar baju kumalnya, Setengah Jendela kacanya tertutup sebuah poster harimau yang sudah robek.

Dia sepertinya tidak pernah mandi karna setiap hari memakai baju yang sama yaitu jaket kuning yang sudah dekil, kaos kaki & tongkat kayu di tangannya serta rambut, jambang & kumis awut-awutan & tak terurus.

Anakku selalu ketakutan kalau lewat sana, karna dia selalu menatap orang yang lewat lekat-lekat.

"tadi yang nganter dikit banget teh..." kata adikku membuyarkan lamunannku
"anaknya yang di Jakarta juga enggak pada datang .." lanjutnya
"trus waktu tadi di kuburan, orang -orang pada ketakutan teh"
" emangnya kenapa?" tanyaku heran

Begini ceritanya :
pagi-pagi, kakek itu diketemukan adiknya sudah menginggal dengan posisi yang menyedihkan, tangan keatas dua-duanya (seperti menggapai sesuatu) & kaki melipat. Ketika di mandikan pun sangat susah diluruskan, akhirnya dengan bantuan pak Ustadz bisa sedikit agak lurus walaupun enggak begitu sempurna.

setelah selesai di shalatkan, utusan dari penggali kubur memberitahukan bahwa galian sudah siap, maka jenazah di gotong 4 orang didalam keranda, tetapi jalannya tersendat-sendat karena jenazah terasa berat, padahal postur tubuh jenazah sangat kurus, maka ditambahlah menjadi 6 orang, belum lagi berjalan satu meter tiba-tiba penutup keranda jatuh terbuka, padahal tidak ada angin sama sekali, kemudian pembawa keranda berhenti sejenak, menurunkan keranda untuk kemudian menutup keranda dengan kain penutupnya.
tapi kejadian itu berulang hingga 3 kali.... akhirnya Pak Ustadz menyarankan untuk membawa keranda tanpa kain penutup. maka berangkatlah jenazah dalam keranda tanpa kain penutup menuju kuburan umum di atas bukit.

sesampainya disana keranda di turunkan di sebelah liang lahat tapi tiba-tiba
"astagfirullah hal adzim ... !!" salah seorang yang akan berusaha turun untuk menahan jenazah dari bawah..tiba-tiba berteriak & loncat, karena tanah yang baru saja di gali urug lagi, amblas menutupi lubang kuburnya.

semuanya kaget & istigfar... kemudian pak Ustadz menyarankan untuk menggali lagi di tempat lain. dan jenazah beserta kerandanya dibiarkan tanpa seorangpun yang menunggu di simpan di gubuk tempat penjaga kubur biasa beristirahat.

setelah mencari tempat yang cocok, maka di galilah kuburan baru, tapi setelah hampir selesai dari lubang kubur kembali ada yang istigfar " astagfirullah hal adzim ..."
semua kaget & bertanya-tanya, ada apa lagi?
penggali kubur berteriak dari bawah "ini kuburan lama... ada isinya" katanya.
ternyata kuburan itu adalah kuburan tua yang tidak terurus yang di dalamnya masih ditemukan kerangka manusia.
Kemudian kuburan itu di tutup kembali. dan dengan terpaksa akhirnya di cari tempat baru, dan di gali lagi liang lahat ketiga.
Setelah selesai keranda di bawa ke sisi liang lahat yang sudah di sediakan, tetapi kembali ketika 3 orang akan turun untuk menahan jenazah dari bawah, tak satupun bisa melakukannya karena liang lahat tiba-tiba menjadi sempit..
kembali semuanya beristigfar & geleng-geleng kepala .... sementara penggali kubur & reka-rekannya yang membantu sudah sangat kelelahan & hari sudah beranjak petang.
Setelah diam beberapa saat akhirnya Pak Ustadz kembali memutuskan untuk memasukkan jenazah langsung keliang lahat yang sempit & pendek, dengan menekuk kakinya & dijatuhkan begitu saja ke bawah.
"Auzubillahimin dzalik..semoga hal tersebut tidak terjadi kepada kita semua .."
aku jadi bertanya-tanya dosa besar apa gerangan yang dilakukan jenazah selama hidupnya.
Kemudian dari bisik-bisik tetangga ada informasi bahwa selama hidupnya dia berprofesi sebagai preman di Jakarta, dulunya sering kali datang intel-intel yang menyelidiki keberadaan dia semasa hidupnya ke kampung kami, padahal semua keluarganya tinggal di Jakarta.
Konon katanya dia suka mabuk, judi, main perempuan karena dulunya ditunjang dengan wajahnya yang ganteng, yang paling parah adalah dia pernah membunuh & merampok tapi karena kelicikannya dia tidak pernah tertangkap dan diadili.
wallahu a'lam bisawab.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar